Powered By Blogger

Minggu, 25 Desember 2011

seni terapan

Diposting oleh dunia kita di 8:14:00 PM 0 komentar
Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu:arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal


ATAU
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.
Selain itu kaya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu hasil karya ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.
• Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.
• Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.
• Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gorden, dll .

KENDI
Kendiadalah salah satu contoh senirupa terapan.
.
Ada empat tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan Kendi yaitu:
1. Penyiapan dan Pengolahan Bahan
Tahap penyiapan dimulai dari pengambilan tanah liat di perbukitan dan pasir di dasar sungai yang berada di sekitar permukiman penduduk. Selanjutnya, kedua bahan tersebut diolah dengan menggunakan cara tradisional yaitu pengolahan bahan secara kering. Pertama-tama bahan-bahan ditumbuk sampai halus kemudian disaring untuk membersihkan kotoran atau sampah yang terkandung di dalamnya. Setelah bersih, kedua bahan tersebut dicampur dengan perbandingan 1 (satu) bambu tanah liat dan 3 (tiga) mok pasir atau 2 kilogram tanah liat dan ¼ kilogram pasir. Kemudian campuran kedua bahan tersebut ditambahkan air secukupnya lalu diaduk rata hingga adonan tanah dan pasir menjadi seragam. Adonan tersebut kemudian didiamkan selama satu malam. Sebelum dibentuk menjadi bulatan, adonan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan hingga agak mengeras. Tujuannya adalah agar adonan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
2. Pembentukan
Teknik pembentukan yang digunakan oleh para perajin Kendi umumnya menggunakan teknik pijit (pinching), yaitu teknik membentuk kendi dengan cara dipijat-pijat atau ditekan-tekan sesuai dengan desain yang diinginkan. Teknik pijat ini merupakan teknik dasar dalam pembuatan gerabah sebelum dikenal teknik pembentukan yang lain seperti teknik putar (wheel/throwing), teknik cetak (casting), teknik lempengan (slab), teknik pilin (coil), dan gabungan dari beberapa teknik tersebut.
Langkah pertama dalam tahap pembentukan ini dimulai dari pembentukan badan kendi. Pada proses ini seorang perajin menggunakan tangan untuk memijat-memijat dan kemudian menjepit-jepit adonan sambil menarik-menarik ke arah yang diinginkan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Untuk membentuk badan kendi digunakan alat papan penggembuk untuk memukul-mukul bagian luar dinding kendi pada saat pembulatan dilakukan. Pada bagian dalam bakal kendi dilapisi batu bulat sebagai penahan pada saat dipukul-pukul. Setelah badan kendi mulai terbentuk, bagian dalam bakal kendi yang menonjol dikorek dengan menggunakan sendok makan agar menjadi lebih halus.
Setelah bentuk badan kendi mulai mengering, langkah selanjutnya adalah membentuk leher dan corong kendi. Adonan tanah liat dan pasir yang masih basah diletakkan di atas badan kendi untuk membentuk leher dan corong kendi. Langkah ini menggunakan pisau untuk meratakan bagian-bagian yang menonjol dan batu tipis yang licin untuk melicinkan bagian luar kendi.

3. Pembuatan Ragam Hias
Sebelum dikeringkan melalui proses pembakaran, bakal kendi yang masih lunak terlebih dahulu diberikan ragam hias pada seluruh bagiannya. Caranya adalah menggores atau mengorek permukaan dinding bakal kendi dengan menggunakan beberapa alat-alat tertentu berupa mata uang logam, pecahan piring, lidi, rader baju, atau tanduk hewan. Jenis motif yang paling menonjol pada Kendi Gayo adalah motif

4. Pembakaran
Sebelum dibakar, kendi yang masih lunak terlebih dahulu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tanpa panas matahari selama 10 hari. Proses pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terkandung di dalam bahan dasar kendi yang berasal dari tanah liat. Adapun tujuan dari menghilangkan kadar air tersebut yaitu agar kendi tidak retak atau pecah pada saat pembakaran berlangsung.

Setelah kendi benar-benar kering, barulah dilakukan pembakaran dengan cara tradisional dengan suhu pembakaran 900° C, yaitu kendi-kendi diletakkan di atas tumpukan sampah sebagai bahan pembakaran pada permukaan atau di dalam lubang yang dangkal dan kemudian menyangganya dengan pecahan-pecahan gerabah agar tidak bergerak ketika proses pembakaran berlangsung. Kemudian di antara kendi-kendi tersebut diletakkan daun-daun kering, jerami, tempurung kelapa, dan kulit pinus yang asapnya berfungsi untuk memperkuat struktur kendi dan mengkilapkan warnanya.
Selanjutnya, pembakaran dilakukan selama lebih kurang delapan jam hingga kendi-kendi terlihat menyala bagaikan bara api. Setelah masak, kendi-kendi tersebut didinginkan dan kemudian disimpan di atas para-para atau dapur agar terkena asap setiap saat sehingga warnanya berubah menjadi hitam mengkilap. Setelah itu, kendi siap untuk digunakan sebagai wadah air minum.

Batik
Batik juga merupakan salah satu contoh seni rupa terapan
Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut :
Langkah pertama kita membuat desain kain batik di atas kain mori dengan pensil atau biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada.
a. Langkah kedua adalah menggunakan canting yang telah berisi lilin cair untuk melapisi motif yang diinginkan. Disesuaikan dengan kebutuha, misalnyasarung batik berbeda dengan celana. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Setelah lilin cukup kering, celupkan kain ke dalam larutan pewarna.
b. Proses terakhir adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus dengan air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Nglorot misalnya pada kain baju batik / sarung batik,baju kebaya, kain bordir, dll.











































UKIRAN

LUKISAN

belajar membuat wayang

*ngerok welulang (kulit hewan) yg digunakan untuk membuat wayang
1. lulang dijemur hingga kering sampai menyerupai triplek
2. rendam selama 1 malam
3. gunakan njet / kapur sirih untuk melemaskan bulu2 kulit
4. kerok mengunakan pisau yang tajam!!

*menatah wayang
1. gambarpermukaan kulit salah satu tokoh wayang
2. tatah yg digunakan haruslah tajam
3. tatahlah bagian pinggir terlebih dahulu lalu merambat ketengah

*cara mewarnai wayang yg baik dan banar(mulas wayang)
1. siap kan wayang polosan (yg belum di pulas)
2. cat dasar putih terlebih dahulu (disarankan tipis2 terlebih dahulu)
3. lalu cat bagian paling pebting ....
 

dunia kita Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review